Tadi sore saya tiba-tiba dihubungi oleh salah seorang teman.
.
"Mas Yazid" Begitu bunyi pesan yang masuk dalam pop up notifikasi whatsapp yang muncul di hape saya.
.
Biasanya kontak whatsapp yang memanggil mas adalah redaktur website yang sedang japri tulisan atau orang-orang lain yang tak begitu dekat dengan saya. Jadi diagnosa awal dari chat tersebut bukan teman dekat ataupun anak pondok.
.
Ndilalah tak lihat profil pictnya adalah Muslim; santri cum-penyair kawan saya.
“Pe ngajak ngopi neh po piye iki?” pikir saya.
.
Ternyata eh ternyata belio meminta sebuah tulisan untuk menyambut hari ulang tahunnya. Saya bingung sebenere mau nulis apa.
.
Oh ya sebagai discalimer bagi pembaca. Teman saya satu ini merupakan senior saya di pondok. DIa mondok jauh sebelum saya. Seingat saya dia juga menangi zaman syaikhina KH. Abdullah Faqih Allahu yarham masih sugeng. Tapi secara formal pendidikan dia adik kelas saya.
.
Dia saat ini juga sedang menekuni harinya dengan berpuisi. Dua judul buku telah ia telurkan.
.
Dalam tulisan singkat ini mungkin saya berikan satu syair puisi yang akhir-akhir ini sangat saya sukai. Sebagai sekedar tahniah saya atas bertambahnya umur Mas Muslim. Saya tidak ingat persis milik siapa syair tersebut. Seingat saya dulu saya menemukan syair itu ketika sedang riset mencari bahan artikel pasca kejadian viral sandal tertukar di Muktamar Desember lalu. Begini syairnya:
.
يا من يذكرني حديث احبتي # طاب الزمان بذكرهم ويطيب
اعد الحديث علي من جنباته # إن الحديث عن الحبيب حبيب
"Teruntuk seseorang yang mengingatkan kenangan dengan kekasihku, betapa waktu terasa begitu indah dan panjang kala kau mengenangnya untukku"
"Coba ulangi sekali lagi, kisah-kisah tentangnya. Karena sungguh mengenang dan menyebut tentangnya adalah pelipur lara"
.
Nah Muslim dalam puisi-puisinya. Baik dalam buku perdananya; Gandrung atau berbagai postingan story wa dan ig nya seringkali berperan sebagai ‘seseorang’ dalam syair tersebut. Tidak dalam makna spesifik tentunya. Lawong dia juga tidak tahu kenangan saya wkwkw. Akan tetapi beberapa kali vibe dan aura puisinya mampu menghadirkan sosok-sosok yang terkenang. persis setelah saya membaca puisinya. Lak yo uwasu to jannn ngunukui.
.
Saya tidak perlu menyebut puisinya disini. Biar pembaca sekalian ngepoin aja langsung gimana sebenarnya puisi-puisi belio. Untung-untung beli bukunya sekalian tambah bagus. Noh tak promosiin sekalian juga slim.
.
Nah oleh karenanya, saya juga bersyukur bisa mendapat kehormatan menikmati karya-karya spektakuler itu secara gratis hanya berbekal follow dan menyimpan nomor belio
.
Dan dan dan ya jangan heran kemudian jika dalam puisi-puisinya banyak sekali luka-luka yang tercecer. Karena ya itu, dia pernah bahkan sangat sering mendeclare sebagai -cah terluka-. Saya tidak tahu pasti itu terluka karena cinta atau karena apa. Yang jelas jika anda mengaku cah cinta dan terluka tidak ada salahnya ikut mazhabnya dia. hehehe
.
Oke sekian selamat bertambah umur selamat berbahagia. Semoga bertambah berkah di usia yang semakin senja.
0 Komentar