Money Heist Review: Membayangkan Sang Profesor adalah Santri


Oh ya ini hari Selasa, kok baru inget punya tugas nulis di grup ini. Nulis apa yak? Yaudah deh saya mau review film aja lah, akhir-akhir ini lebih sering menonton film ketimbang baca chatmu buku. Jadi mau gimana lagi. Gapapa yekan pak @luthfiansori hehehe :p

Oke saya habis nonton Money Heist. Kalian sudah nonton? Yahh nontonlah kuy.

Anjir curcol malah.

Money Heist Review: Membayangkan Sang Profesor adalah Santri

Itu judulnya yah kawan. Bagi yang belum nonton pasti akan bertanya siapa profesor itu? Jujur pertama kali menonton ini tokoh Profesor ini langsung membuatku jatuh hati. Haduh lanang ndes. Eh maaf salah redaksi, pokoknya tokoh ini sudah menunjukkan kapasitasnya sesuai dengan namanya ‘Profesor’. Dia merupakan otak dari semua aksi perampokan itu. Ia sangat cerdas dan cerdik.  Bukan main ia telah jauh jauh hari mempelajari serta merencanakan aksi yang menjadi aksi preampokan terbesar sepanjang sejarah Spanyol.


Bertahun-tahun ia mempelajari semua  aspek gedung percetakan uang yang akan dirampok itu. Sampai detil terkecil pun tak luput ia perhatikan. Hampir seluruh sudut gedung itu mungkin ia hafal persis.

Pengamatan saya kenapa ia memberi identitas diri dengan nama professor, adalah seorang professor merupakan orang yang telah jadi pakar dalam bidang tertentu. Seperti itulah ia. Ia telah menghabiskan sebagian besar hidupnya untuk merencanakan sebuah ‘perampokan besar’ yang teramat istimewa itu.  Ia menghabiskan waktu-waktu dimana orang sibuk memikirkan berbagai macam hal, ia fokus mendalami aksinya itu. Bertahun-tahun.

Walau ia merencanakan sebuah perampokan tapi ia punya satu prinsip penting dalam aksinya. Tidak boleh ada korban sama sekali. Makanya dalam melatih timnya ia juga mengajarkan tata cara pertolongan pertama, anatomi tubuh hingga membedah jika ada yang tertembak. Nah.

Visi perampokannya pun jelas, ia tidak akan merampok uang-uang milik nasabah yang terkumbul di pusat brangkas. Sama sekali ia tidak mengambil itu. Namun, ia merampok gedung itu untuk mencetak sendiri uang-uang mereka. Nah dari sini saya mulai berfikir jangan-jangan professor ini pernah nyantri juga ya. La yang biasanya nagkal-ngakali hukum kan yo santri wkwkwk.

La wong ngambil mangganya kiai, malah berseloroh “InsyaAllah yai Ikhlas kok, la wong ilmunya saja diberikan apalagi cumin mangga” wadohhh emang gak ada akhlak tu santri.

Saya yakin professor pun, berdasar pengalamannya nyantri jika nanti ketangkap polisi akan bersikap demikian, “Saya lo gak nyuri, cuman pinjam percetakannya aja buat nyetak uang saya sendiri”  L woo dasar professor gak ada akhlaq wqwqw

Tapi akhirnya ketangkep gak ya? Tau ah saya juga belum selesai kok nontonya baru Seasonn 1 Eps. 4 lakok ada tugas nulis.

Namun bukan professor namanya kalok tidak punya cara cerdik. Ia sudah menyiapkan rencana yang membuat seolah-olah mereka berada di posisi tak bersalah dalam opini publik yang ia ciptakan nantinya.  Walaupun ia datang merampok tapi ia tak mau keluar sebagai perampok. Saya kutipkan dawuh belio yang mengena di hatiqwuu.

“Kita akan menjadi pahlawan bagi mereka!”

Wuuhh saya langsung melakukan standing ovation mendengar itu. Trenyuh tau.

Bayangkan, siapa coba yang tidak kesentuh hatinya, ketika kita lagi sedih trus mantan tiba-tiba datang seolah jadi pahlawan. hikshikshiks Tisu tisu mana tisu :-p .

Sang Profesor tidak hanya matang dalam menkonsep aksi ini. Tapi juga ia benar-benar total dalam mempersiapkan timnya. Karena sematang apapaun konsep kalau eksekutornya culun mah sama aja bunuh diri yekan.

Ia pun mendidik timnya itu selama 5 Bulan penuh. Sempat ada yang protes sih “lama banget 5 bulan heh?. ”.

Profesor pun memotong pembicaraannya. “Aku memerlukan bertahun-tahun untuk ini”

Nah, gaes rampok aja butuh berbulan bulan agar sukses aksinya lah kalian eh saya ding. Ujian baru belajar malamnya, Kadang ketika sudah masuk kelas mau isi jawaban baru Tanya teman “peajarane opo?”  waduhh lurr dadi prampok ae wqwqwqw. Gak becanda

Dari sini saya jadi ingat salah seorang legenda idola saya ‘sang professor’ lain yang juga melakukan hal yang sama. Bertahun-tahun mempelajari, mengkader, mendidik tim agar menjalankan rencana dengan mulus.

Profesor itu tak lain adalah Profesor Wenger, tau kan ia mulai datang di Arsenal pada tahun 1994 dengan komposisi pemain ala kadar. Tapi setelah bertahun-tahun ia mempelajari dan membuat rencana masa ‘merampok’ juara pun tiba, ia sukses membawa Arsenal menjadi kampiun Liga Inggris 2003/2004 bahkan dengan predikat INVINCIBLE TEAM. Tak terkalahkan dalam 38 laga. Sebuah rekor yang belum bisa terpecahkan hingga saat ini. Liverpool pun yang mengawali musim dengan cemerlang sudah melambaikan bendera putih di tahun ini.  Hebat kan Arsenal? Makane ojo dibully tross

Kembali ke film ini, sehingga ketika saya saya menunggu nasi khataman di Kantor Kesan Putri di Lantai bawah saya merenung lama untuk hal ini. Karena dari pagi belum sarapan. Mau ikut khataman sudah telat sungkan. Garapan medsos ya ijek akeh. Akhirnya saya memikirkan nasi itu. Eh professor itu.

Andai ada santri saat ini yang meniru langkah professor satu ini. Fokus belajar di satu bidang tertentu, mengkaji, mendalami, tekun, istiqomah, fokus tidak memikirkan hal lain. Teruss ditelateni bertahun-tahun. Sampai ia sudah siap dan matang.

Tapi apakah itu cukup.? Tentu belum. Berkaca dari pengalaman professor tadi. Ia masih dalam tahap awal. Ia harus melangkah ke fase selanjutnya. Mengaplikasikan apa yang telah ia kaji selama bertahun-tahun. Memperispkan segala hal, berdaptasi. Nah dalam proses inilah kualitas dan hasil akan diuji. Berhasilkah perjuangan bertahun-tahun itu? Ataukah ia gagal?

Jika saja ada santri satu saja seperti itu, dijamin deh Indonesia wuihh keren maju sekali dengan perencanaan yang matang. Tbi bukan rencana merampok ya cu,man poinnya disini bagaimana seorang santri bisa fokus dan merencanakan mimpinya dengan begitu matang.
Waduh maaf terlalu dalam saya berangan-angan. La wong pengen nasi dari tadi pagi saja belum kesampaian? Boro boro masa depan Heheh terima kasih sudah membaca.


Posting Komentar

1 Komentar

  1. Questa mattina mi sono alzato
    O bella ciao, bella ciao, bella ciao, ciao, ciao!

    BalasHapus