KH. Marzuqi Mustamar Ungkap Distorsi di Kitab al-Bukhori


Dalam acara peringatan Resepsi Harlah NU ke-97 PWNU Jatim KH. Marzuqi Mustamar menyampaikan sambutan atas nama Ketua Tanfidziyah PWNU Jatim.

Dalam sambutannya tersebut beliau bercerita bahwa siang sebelum acara dimulai, beliau menerima tamu dari Jakarta.  Tamu tersebut rupanya memberi ikhbar kepada KH. Marzuqi Mustamar perihal dirinya yang akan mengupload konten Shohih Bukhori yang sudah siap diunggah di dunia maya. Menanggapi hal itu Kh. Marzuqi Mustamar menanggapi.

“Coba, samiyan pake kitab yang mana, Darul Maarif, Saudi atau Kudus atau yang lainnya, Karena itu berbeda-beda”


Sebelumnya beliau menjelaskan perihal bagaimana sejarah kelompok Wahabi yang dulunya telah membakar ratusan manuskrip Kitab Shohih Bukhori yang asli sebagai bentuk usaha justifikasi paham mereka. Tak cukup sampai disitu mereka kemudian memberbarui cetakan dengan distorsi atau tahrif di sana-sini sesuai dengan kepentingan mereka.

Sehingga kini di Saudi Arabia sangat sulit untuk mendapatkan kitab asli Shohih Bukhori. Hampir kebanyakan telah didistorsi sebagian redaksinya.

Oleh sebab itu KH. Marzuqi mustamar lantas menanyakan beberapa hadits untuk membuktikan otensitas skrip Shohih Bukhori yang hendak diunggah oleh tamunya itu.

“Coba lihat hadits nomor 3451 ada apa enggak?” tanya KH. Marzuqi Mustamar.

Lantas ternyata terbukti dalam Shohih bukhori milik sang tamu, redaksi hadits tersebut tidak ada. Redaksi hadits tersebut berbunyi

كان صلى الله عليه وسلم يجهر بالبسملة
"Nabi Muhammad SAW senantiasa mengeraskan bacaan basmalah”

Tak cukup sampai disitu beliau kembali menanyakan sebuah hadits mengenai tawasul kepada Rasulullah yang terdapat dalam Shohih Bukhori nomor 1110 yang berbunyi:

اللهم إنا كنا نستسقي إليك بنبينا فتسقينا ، وإنا نتوسل إليك بعم نبينا فاسقنا ، فيسقون
"Ya Allah, kami dulu meminta hujan kepada-Mu melalui pangkat nabi kami (Nabi Muhammad SAW) yang tinggi, lalu Kau turunkan hujan untuk kami. Sekarang kami meminta hujan kepada-Mu melalui pangkat paman nabi kami (Sayyidina Abbas bin Abdul Muthalib) yang tinggi, maka turunkan lah hujan untuk kami. Sehingga diturubnlah hujan pada mereka"

Lagi-lagi hadits ini raib dalam skrip yang dibawa sang tamu.

Terakhir untuk ketiga kalinya KH. Marzuqi mustmar kembali menanyakan sebuah hadits no 1009 yang berisi syair seorang sahabat yang bertawasul meminta hujan kepada  Rasulullah SAW.
وأبيض يستسقى الغمام بوجهه

Dan (Nabi Muhammad) yang berkulit putih di mana mendung dipinta hujan dengan wajahnya”

Dalam skrip sang tamu, ternyata lafadz بوجهه sudah tidak ada. Hal ini menandakan bahwa skrip tersebut telah banyak mendapat distorsi atau perubahan dari pihak yang tidak bertanggung jawab.
Terakhir beliau berpesan agar tetap mengikuti ulama NU, karena melihat fenomena distorsi diatas hanya ulama dan kiai-kiai sepuh yang masih punya Kitab Shohih Bukhori yang asli tanpa perubahan.
“Ayo tetap (menjaga) NU agar selamat agama dan Bangsa kita” pungkasnya.

Posting Komentar

0 Komentar