Mbah Moen dan Bulan Oktober

Sungguh keberuntungan bagi saya Ramadhan tahun ini mendapat kesemptaan emas untuk ikut mengaji balagh Ramadhan dihadapan KH. Maimun Zubair. 

Tepatnya di Pesantren beliau PP. Al-Anwar, Karangmangu, Sarang, Rembang. Pada waktu itu kitab yang dibacakan beliau adalah Tanbih al-Mughtarin karya Syekh Abdul Wahab As-Sya’roni (898-973 H) yang di-balah setiap hari setelah tarawih dan waktu dhuha.

Santri yang ikut mengaji waktu itu, bisa saya perkirakan hampir mencapai 10 ribuan lebih. Terbukti karena mushola al-Anwar yang menjadi tempat pengajian penuh, bahkan meluber hingga di gang-gang sekitar Desa Karangmangu penuh tak tersisa.Usianya pun beragam mulai kecil hingga kiai kampong sekitar rembang.

Hal yang sangat saya kagumi dari beliau adalah, kekuatan beliau dalam mengaji sangatlah mengagumkan. Bisa dibayangkan, sekali pengajian beliau bisa menghabiskan waktu hingga tiga jam. Dimulai setelah shalat tarawih hingga pukul setengah sebelas malam.

Dengan usia beliau saat itu yang hamper menginjak satu abad tentu itu hal yang sangat menakjubkan. Padahal saya dan teman-teman yang mengikuti ngaji, baru satu jam saja sudah berkali-kali berganti posisi duduk untuk memepertahankan kekuatan mata dari ketiduran. Itupun masih dibantu kopi yang sudah saya bawa sebelum pengajian. 

Satu hal lagi yang menjadi catatan saya. Dan berkali-kali beliau sampaikan dalam pengajiannya adalah keterangan beliau mengenai Bulan Oktober. 

Kenapa menarik bagi saya? Karena  ―selain saya juga lahir di bulan Oktober― hehe. Tapi juga ternyata Bulan Oktober adalah merupakan bulan penentuan bagi Negara Indonesia dan perjalanan dakwah Nabi.

Awalnya ketika telah selesai memberi ma’na pada suatu qodhiyah dalam kitab. Mbah Moen tiba-tiba mengawali keterangan “wong nek ngerti oktober, ngerti opo seng arep terjadi”.  

Sebelum lebih jauh saya berfikir tentang dhawuh ini Mbah Moen sudah melanjutkan.

“Oktober iku bulan penentuan, kerono Nabi bangun masjid Quba’ Bulan Oktober, Sumpah pemuda yo Oktober, aku lahir yo ulan Oktober”
Lantas disambut tawa ringan khas dari beliau.

Kenapa Bulan Oktober menajdi istimewa? Karena semua hal yang punya pengaruh besar dalam catatan sejarah banyak dimulai di Bulan Oktober ini. 

Beliau memberi contoh yang pertama adalah peristiwa Hijrah Nabi ke Madinah. Dimana Nabi sampai di Kota Madinah dan mulai membangun dan menata kota Madinah dengan membangun Masjid Kuba. Dan itu bertepatan pada tanggal 1 Oktober. 

Darimana beliau tahu? 

Beliau menjelaskan bahwa beliau mendapat riwayat dari gurunya Syekh Yasin al-Fadani bahwa peristiwa masjid Quba berdasar pada surat at-Taubah ayat 108 

لَمَسْجِدٌ أُسِّسَ عَلَى التَّقْوَىٰ مِنْ أَوَّلِ يَوْمٍ أَحَقُّ أَنْ تَقُومَ فِيهِ

Kata “Awwalun” dalam ayat tersebut berarti adalah awal hari dan tahun. Sedangkan awal tahun dalam al-Quran adalah bulan Oktober. 

Ini berdasar dalam ayat rihlatas Syita’ was-shoif. Dimana shoif (Musim hujan) adalah dimana matahari berada di selatan  kathulistiwa dan itu bertepatan dengan Bulan Oktober.

Kita tahu bahwa, fase Madinah merupakan peristiwa bersejarah yang mengubah jalan cerita sejarah umat Islam. Dimana gerakan dakwah Nabi mendapat sambutan dan mengalami perkembangan yang luar biasa dimulai dari fase ini. 

Inilah yang dimaksud dalam dhawuh Mbah moen diatas “tahu oktober, tahu apa yang akan terjadi.”

Beliau menambahkan contoh, di Indonesia ini peristiwa besar yang sangat berpengauh dalam perjalanan kemerdekaan Indonesia juga  dimulai di Bulan Oktober. 

Yakni persitiwa Sumpah pemuda, dimana semua elemen pergerakan kemerdekaan Indonesia, khususnya pemuda menyatukan tekad dan tujuan lewat forum tersebut. Menghasilkan kesepakatan ikrar Sumpah Pemuda yang mengkristalisasi semangat untuk menegaskan cita-cita berdirinya Negara Indonesia.

Selain itu, di Bulan Oktober juga terdapat Fatwa Resolusi Jihad dari KH. Hasyim Asyari yang   menggelorakan semangat juang santri dan arek-arek Suroboyo dalam melawan sekutu untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Di Bulan Oktober jugalah kelahiran KH. Maimun Zubair seperti yang telah didawuhkan beliau. Dimana Bulan itulah yang menjadi saksi lahirnya sosok Kiai Besar bangsa, KH. Maimoen Zubair. Sosok teduh pemersatu umat. Yang telah banyak berjasa untuk bangsa Indonesia.

Sebagai kesimpulan, baik kiranya mumpung masih berada di awal bulan oktober. Mari kita mulai gerakan-gerakan perubahan dalam diri kita lebih-lebih memulai suatu usaha pembangunan untuk bangsa. Bukan apa-apa hanya sebagai ikhtiar dan berharap ketularan barokah peristiwa-peristiwa agung yang terjadi di bulan Oktober ini. 

Dan bagi yang lahir di bulan Oktober ayo kita buktikan bahwa yang lahir  di Bulan Oktober punya Hal dan pengaruh lebih tidak hanya seperti kaos oktober yang sering muncul di Iklan linimasa media social kita.


Posting Komentar

1 Komentar